Kumpulan Makalah Keperawatan

Jumat, 11 Februari 2011

LEPRA

Lepra penyakit Hansen adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf primer (saraf diluata otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lender hidung, buah dzkar (testis) dan mata.
Lepra disebabkan oleh kmanmykobacteriumleprat, kuman ini dapatmenyerang semua umur, akan tetapi sangat rentan terhadap anak-anak dibandingkan dengan dewasa. Lepra searing dihubungkan dengan latara belakanag social ekonomi yang rendah dan keadaan lingkungan yang buruk.
Secara umum penularan terjadi melalui kontak langsung kulit dan otot. Jadi kita tidak perlu takut bila kita berdekatan dengan penderita lepra karena penyakitnya tidak akan menular. Orang yang hidup sehari-hari denagan penderita lepra tidak akan tertular, karena jika ketahuan tubuhnya baik maka kuman lepra tidak dapat menyerang, dan perlu diketahui sekitar 95% orang terinfeksi kuman lepra tidak mengalami sakit lepra.
Kuman lepra menyerang saraf tepi sehingga penderitanya tida dapat merasakan sensasi nyeri atau panas. Oleh karena itu sering kita lihat penderita lepra luka atau kehilangan jari tangan dan kakinya. Ini disebabkan ketika terkena panas sepeti api atau mengalami gesekan atau terbentur ia tidak merasakan apapun, akibatnya daerah yang terkena trauma itu menjadi terluka dan dibiarkan jarinagannya dapat mati, syaraf dimuka juga dapat terkena dan selain itu dapat pula mengenai saraf yang mengatur pergerakan sehingga bentuk kaki dapat berubah.
Jika melihan bentuk penyakit lepra yang sudah berat orang awampun dapat menduga, gejala awalnya sulit dikenali karena hanya berupa bercak pada kulit, dapat lebih putih dari pada kulit, lebih hitam, atau kemerahan. Biasanya lebih mudah membedakan adalah berkurangnya sensasi pada daerah bercak tersebut. Jika pada daerah rangsang tersebut rangsangan rabaan, panas atau dingin bahkan nyeri tusukan jarum tidak terasa sama seperti kulit yang normal. Seperti sedang mencakar dan kaki terkulai. Karena itu lepra tampak seperti mengerikan.
Penderita juga memiliki luka di telapak kakinya, kerusakan pada saluran dihidung bisa menyebabkan hidung tersumbat, keruskan mata dapat menyebabkan kebutaan. Penderita leprotomosa dapat menjadi impotent dapat mandul karena infeksi ini dapat menurunkan kadar testseron dan jumlah seperma yang disebabkan oleh testis.

Pengobatan
Antibiotic dapat menghambat perkembangan penyakit atau bahkan menyembuhkannya. Beberapa microbakterium mungkin resisten terhadap obat tertentu, karena itu sebaiknya diberikan lebih dari satu macam obat terutama pada penderita lepra kpromatosa.

Antibiotic yang psaling banyak digunakan untuk menggobati lepra adalah dapson, relative tidak mahal dan biasanya aman, kadang obat ini menyebabkan reaksi alergi berupa ruam kulit dan anemia.
Rimfapin adalah obat yang paling mahal dan lebih kuat dari dakson, efek sampinya yang paling serius adalah kerusakan hati dan gejala-gejalanya yang menyerupai flu.
Antibiotic lainya yang dapat diberikan adalah klafazimin, exionamid, misiklin, klaritomisin dan ofloksasin. Tetapi antibiotic harus dilanutkan selama beberapa waktu karena bakteri penyebab lepara sulit di lenyapkan. Pengobatan dapat dilanjutkan samapai 6 bulan atau lebih teragantung pada beratnya infeksi dan penilaian dokter.

Pencegahan
Perubahan bentuk anggota tubuh akibat lepra menyebab kan penderitanya diasing kan dan diisolasi, pengobatan secara sendiri bisa mencegah atau memperbaiki kelainan bentuk, tetapi penderita cendrung mengalami pesikis dan social.
Penyakit lepra dapat disembuhkan total. Setelah pengobatan selesai dandengan pemeriksaan kumannya dinyatakan negative maka pengobatan dihentikan. Setelah itu penderita harus tetap control untuk memeriksa adanya kekambuhan baik secaraklinis maupun laboraterium dan beberapa lama seseorang dinyatakan bebas dari lepra tergantung jenis lepranya.
Jenis lepra menentukan proknosis jagka panjang komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan antibiotic,jenis lepra antaralain:
1. Lepra tuberkuloit dilandasi dangan ruam kulit berupa satu atau beberapa daerah putih yang datar, daerah tersebut kebal terhadap sentuhan karena mikrobakteri telah merusak saraf-sarafnya.
2. Lepra lapromatosa yaitu muncul benjolan kecil atau ruam menonjol dan lebih besar dengan berbagai ukuran dan bentuk, terajadi kerontokan rambut tubuh termasuk alis dan bulu mata
3. Lepra perbatasan merupakan suatu keadaan yang tidak stabil yang memiliki gambaran kedua bentuk lepra jika keadaannya membaik, maka akan menyarupai lepra tuberkoloid jika akan memburuk maka akan menyerupai keromatosa.
Selama perjalanan penyakitnya, baik di obati maupun tidak di obati bias terjadi reaksi kekebalan tertentu yang kadang timbul sebagai demam dan peradangn kulit, saraf tepi dan kelenjar getah bening, sendi, buah zakar, ginjal, hati dan mata. Pengobatan yang di berikan tergantung jenis dan beratnya reaksi, bias di biarkan kortikastiraid atau yolimoted.
Microbacterium lepra adalah satu-satunya bakteri yang meninfeksi saraf tepi dan hampir semua komlikasinya merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri kedalam saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis. Kemampuan untuk merasakan sentuhan nyeri, panas, dan dingin menurun sehingga penderita yang mengalami kerusakan saraf tepi tidak menyadari adanya luka bakar, luka sayat atau mereka melukai dirinya sendiri. Kerusakan saraf tepi juga mengakibatkan keleman otot yang menyebabkan jari-jari tngan mati atau hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar